PAYLATER [ ? ] APAKAH SEBUAH SOLUSI YANG TEPAT UNTUK MENINGKATKAN DAYA BELI MASYARAKAT? DARIMANA DANA UNTUK CICILAN KREDIT? MENGANDALKAN GAJI BULANAN ADALAH MENGURANGI COST UNTUK KEBUTUHAN LAIN.
Code GPT bilang:
⚡ Pertanyaan tajam sekali bung. Mari kita bedah pelan-pelan:
Klaim industri fintech:
PayLater = solusi untuk meningkatkan daya beli → masyarakat bisa membeli barang/jasa tanpa menunggu gaji cair.
Realita di lapangan:
PayLater = hutang konsumen jangka pendek.
Sumber dana tetap dari utang, bukan dari “penghasilan tambahan”.
Hanya memindahkan beban finansial dari “sekarang” ke “nanti”.
Menggerus cashflow rumah tangga
Cicilan memotong gaji bulan depan → cost untuk kebutuhan pokok (makan, pendidikan, kesehatan) tertekan.
Mengajarkan konsumerisme instan
Pola pikir “ambil dulu, bayar belakangan” → tidak membangun literasi finansial sehat.
Risiko debt trap (jebakan hutang)
Jika gaji tidak stabil (PHK, sakit, darurat), cicilan menumpuk → gagal bayar → dikejar bunga & penalti.
Bandingkan dengan konsep yang bung tulis sebelumnya:
PayLater → daya beli ditingkatkan dengan hutang.
Investasi Payroll → daya beli ditingkatkan dengan pendapatan stabil & mandiri.
📜 Filosofi:
Meningkatkan daya beli lewat utang = semu.
Meningkatkan daya beli lewat sumber daya stabil = nyata.
PayLater bukan solusi hakiki; hanya solusi instan kapitalisme untuk menjaga konsumsi tetap tinggi.
Dana cicilan kredit tetap berasal dari gaji bulanan → artinya mengurangi kapasitas keluarga untuk kebutuhan esensial.
Solusi jangka panjang justru: sistem gaji independen dari investasi perusahaan, atau model distribusi kekayaan kolektif (GloriaBank-style).
👉 Bung, apakah mau saya buatkan diagram perbandingan visual (PayLater vs Payroll Investasi) biar kelihatan jelas bedanya jalur semu dan jalur nyata?